Kini Pangeran
Bheeshma sedang berdiam hening menyandarkan dirinya kesebuah tiang disuatu
tempat didalam Istana selama beberapa saat. Kemudian mencoba akan beranjak
meninggalkan tempat tersebut, namun ketika baru melangkah tiga langkah kedepan
tiba-tiba langkah kakinya menjadi terhenti seketika. Disaat yang sama, Pangeran
Bheeshma merasakan jika ada yang baru saja mencoba menghentikannya untuknya
yang segera akan pergi meninggalkan.
Sementara
dibalik dirinya dikejauhan tampak Tuan Putri Purindah berdiam melihatnya diam sambil
berkata didalam hatinya, “Pangeran Bheeshmaku!”. Namun Pangeran Bheeshma belum
mengetahuinya jika Tuan Putri Purindah kini telah berada dibelakangnya tepatnya
dikejauhan masih dalam kebingungan akan perasaan yang merasakan ada sesuatu.
“Aku merasa seperti ada yang mencoba menghentikan diriku! Dan setelahnya aku
merasa seperti ada yang memanggil namaku!”.
Pangeran
Bheeshma bertanya dalam hatinya dengan wajahnya yang mulai sedikit gelisah.
Sedangkan Tuan Putri Purindah yang masih berada dibalik dirinya dikejauhan,
mencoba akan melangkah kedepan mendekatinya. Namun ketika baru saja melangkahkan
kaki kirinya, Pangeran Bheeshma lebih dulu pergi meninggalkan tanpa menoleh
kebelakang tuk melihatnya sejenak. Pupus sudah harapan darinya tuk melangkah
maju mendekati Pangeran pujaannya, lalu kembali terhenti begitu tak bertdaya.
Dan kemudian
secara mengejutkan dirinya muncul sosok Pangeran Karanu dari arah belakangnya
sedang berjalan kecil kedepan lalu berdiam disampingnya, bersamanya. Tuan Putri
Purindah yang mendengar bisikan langkah kaki seseorang disampingnya, mencoba
menolehkan kepalanya kepadanya. “Pangeran karanu!”, tegurnya lembut setelah
mengetahui, Pangeran Karanu memberi senyuman kepadanya. Dan mereka kini saling
berpandangan.
“Kau terlihat
begitu menikmatinya, Tuan Putri! Apakah kau benar telah mengaguminya?”.
Pangeran Karanu membalas tegurannya dengan sedikit memancingnya untuk berkata
jujur.
“Pangeran
Bheeshma adalah teman pertamaku! Dia selalu saja bersikap seperti orang yang
tertutup! Dan dia sering membuatku untuk memikirkan apa yang membuatnya menjadi
seseorang yang tertutup seperti yang kuceritakan tadi!”. Tuan Putri Purindah
membalasnya dengan menccoba menceritakan sedikit tentang Pangeran Bheeshma
kepadanya.
“Aku melihat
ada sedikit penderitaan didalam dirimu karnanya! Tidakkah kau mulai terbesit
akan mengatakan yang sebenarnya kepadanya?”. Pangeran Karanu semakin
memancingnya untuk berkata jujur sedikit membujuknya.
Kemudian Tuan
Putri Purindah hanya memberikannya senyuman lebar namun sedikit berbohong
kepadanya lalu mengarahkan pandangannya kembali kedepan. Sedangkan Pangeran Karanu
masih memandanginya juga berkata dalam hatinya, “Sebenarnya aku ingin bertanya
padamu, apakah benar bahwa kau memang sedang menaruhkan hatimu padanya!”. Namun
apa daya bibirnya sangat terkunci rapat sehingga tak bisa menagtakan sesuatu
yang sebenarnya yang ingin ia tanyakan.
BHARATAYUDHAserisatu
Dan kini
Pangeran Bheeshma memilih berdiam ditaman belakang Istana Wigura setelahnya
meninggalkan suatu tempat yang tadi. Ia disana terduduk setengah gelisah
dibangku ditaman belakang Istana tersebut dengan meletakkan kedua tangannya
kemeja dibangku yang telah didudukinya melamunkan dirinya melihat keatas lalu
melirikkan kedua matanya kekiri masih berdiam. Kemudian dari arah belakangnya
terlihat ketiga saudaranya.
Mereka
bertiga tak sengaja terpandang kearah Pangeran Bheeshma yang berdiam saat baru
saja memasuki taman belakang Istana. Dan kemudian mereka bertiga berjalan
menujunya dengan duduk dengan bersejajar didepan Pangeran Bheeshma dalam bangku
yang sama juga bersama menatapi Pangeran Bheeshma yang masih didalam keadaan
yang tadi. Beberapa saaat kemudian, Pangeran Bheeshma pun melirikkan kedua
matanya melihat ketiga saudaranya dan akan mengatakan sesuatu.
“Ketiga
saudaraku tersayang! Kini saudaramu, kakakmu, juga pangeranmu sedang ingin
sendiri dulu! Tapi aku tidak bisa menyuruh kalian bertiga untuk pergi! Karna
aku membutuhkan kalian bertiga untuk menemaniku saat ini!”. Pangeran Bheeshma
berkata penuh keresahan dengan melihat ketiga saudaranya.
“Berbagilah
dengan kami semua, kakak! Curahkan kepada kami tentang perasaanmu saat ini!”.
Tuan Putri Nanda mengajaknya untuk berbagi menatap sedikit sendu, begitupun
dengan kedua saudaranya kepada Pangeran Bheeshma.
“(melirikkan kedua
matanya kebawah) Dia yang selalu aku katakana, “dia hanyalah temanku!”. Dan aku
yang selalu menegaskan pada diriku sendiri kalau dia memanglah hanya seorang
teman, lalu mengapa sekarang aku merasakan takut akan kehilangan pada
dirinya!?”. Pangeran Bheeshma sedikit berbagi mengungkapkan isi hatinya saat
ini kepada mereka masih melirikkan kedua matanya melihat kebawah.
Sedangkan ketiga
saudaranya yang masih mendengarkannya bercerita mulai mendengarkannya lebih
dalam.
“Kemarin, aku
merasa seperti telah diasingkan! Disaat yang bersamaan juga, aku mulai
menyadari sesuatu yang menggambarkan sebuah perasaan yang tak seharusnya
terjadi pada diriku! Dan aku mulai menemukan kedua hal itu saat aku melihat dia
yang kuanggap teman sedang bersama dia yang kuanggap sebagai teman baruku!”.
Sambung kembali Pangeran Bheeshma mencurahkan isi hatinya yang mulai tampak ada
keperihan kecil didalamnya.
Airmata Tuan
Putri Nanda pun menetes tanpa terduga olehnya ketika semakin dalam mendengarkan
curahan isi hati dari Pangeran Bheeshma yang kedua masih menatapnya sendu.
Begitupula dengan kedua saudaranya langsung menyeka airmatanya saat ketika akan
terjatuh membasahi kedua pipinya masih menatap sendu kepada Pangeran Bheeshma.
Kemudian Pangeran Bheeshma melihat mereka bertiga kembali dengan mata yang
sedikit berkaca memberi senyuman.
Tangisan
mereka bertiga pun menjadi pecah seketika melihatnya yang seperti itu setelah
tadinya mencoba menutupinya. Dan mereka bertiga kini menjadi menangis kecil
bersama dengan melirikkan kedua matanya kebawah. Mereka sedang menikmati
dukanya bersama tanpa mengetahui jika Tuan Putri Purindah baru saja memasuki
taman belakang Istana yang mereka telah tempati dengan berjalan pelan menuju ke
mereka berempat.
Kemudian
berhenti dibelakang Pangeran Bheeshma berhenti berjarak lima belas langkah
darinya. Tuan Putri Purindah merasakan keanehan kepada mereka berempat
didepannya, lalu memilih untuk berdiam sesaat sambil mengamati dan juga akan
mendengarkan apa yang telah membuat mereka berempat tampak seperti itu masih tanpa
sepengetahuan dari mereka berempat.
“Kakak, kau
sudah terlalu jauh! Kembalilah kakak, jangan lagi kau menghindari isi hatimu
yang sebenarnya!”. Tuan Putri Nanda berkata kembali menatapnya kembali masih
meneteskan airmatanya.
“Aku sudah
terlalu jauh dan sekarang aku telah berada dalam kedilemaan yang cukup besar!
Aku sudah terlanjur menghindarinya terlalu jauh, tentu sangat sulit bagiku
untuk kembali berdekatan!”. Pangeran Bheeshma membalas dengan kata pesimisnya
kepada Tuan Putri Nanda.
“Aku juga
seorang wanita! Dan bila aku menjadi seorang Tuan Putri Purindah, tentu aku
sangat merasakan penderitaan karna kau, Pangeran!”. Tuan Putri Nadira
menambahkan memakai nada sedikit tinggi dengan melihat kembali ke Pangeran
Bheeshma, menegarkan.
“Tolong
jangan katakan itu kembali, Putri Nadira ku sayang! Kau adalah adikku, tidak
semestinya kau menghakimi pangeranmu ini dengan kata-katamu itu!”. Pangeran
Bheeshma memberi keluhan sedikit tegas kepada Tuan Putri Nadira.
“Cukup
saudaraku! Kau pasti teringat kepada Tuan Putri bukan? Makanya kau bertegas
dingin kepada Putri Nadira!”. Tuan Putri Nandara memberontak kecil dengan
berdiri menatap sedikit menajamkan kepada Pangeran Bheeshma.
Mendengar
katanya dari pemberontakan kecilnya, Pangeran Bheeshma juga ikut mendirikan
dirinya melawan tatapan dari Tuan Putri Nandara dengan melototkan kedua bola
matanya kecil menggambarkan kemarahan dari dalam dirinya. Kedua saudaranya yang
masih terduduk pun mulai menatapi keduanya yang mungkin akan bersih tegang karna
sudah terlanjur mengeluarkan luapan emosi mereka masing-masing.
BHARATAYUDHAserisatu
Kemudian
tiba-tiba saja Tuan Putri Nanda terpandang kepada sosok Tuan Putri Purindah
yang berdiam lurus dibelakang Pangeran Bheeshma, sementara Tuan Putri Purindah
disana masih fokus berpandangan lurus melihat ke Pangeran Bheeshma. Lalu
kembali menatap dingin kepada Pangeran Bheeshma tanpa memberitahukan kalau ia baru
saja menemui Tuan Putri Purindah dibaliknya. Dan disusul dengan kedua
saudaranya ikut berdiri melihat-lihat mereka berdua.
“Saudaraku,
apakah yang kau ceritakan tadi benar merupakan seorang Tuan Putri Purindah?”. Tuan Putri Nandara menanyainya dengan sedikit
memanfaatkannya agar dapat diketahui oleh Tuan Putri Purindah dibalik Pangeran
Bheeshma.
“Iya!”.
Jawabnya singkat kepada tuan Puti Nandara.
“Tadi kau
mengatakan, jika kau menggapnya hanyalah sebagai seorang teman! Lalu mengapa
kau merasakan takut akan kehilangan pada dirinya, didalam dirimu? Aku sungguh
tidak mengerti, saudaraku!”. Tuan Putri Nandara menyambung menyindirnya
sedikit.
“Dan aku juga
begitu! Sama sepertimu!”. Pangeran Bheeshma menjawab singkat kembali.
“Dan kau juga
merasakan ada cemburu saat kau melihat Tuan Putri sedang bersama teman barumu
itu, kan!”. Tuan Putri Nandara semakin menyindirnya dengan menggodanya.
“Entahlah!
Aku hanya merasa sedikit terasingkan! Tidak hanya itu, aku juga merasakan
sesuatu yang tak beralasan!”. Pangeran Bheeshma mulai terbuka melemaskan
sedikit wajahnya.
“Pangeran Karanu!
Bukankah dia yang kau maksudkan dengan teman barumu tadi! Dan dia yang membuatmu
merasakan ada kecemburuan dalam dirimu!”. Tuan Putri Nandara langsung
mengatakannya secara terang-terangan.
“Pangeran
Karanu telah mempunyai ketertarikan….?”. Pangeran Bheeshma mencoba menjelaskan,
namun Tuan Putri Nandara dengan cepat memotongnya.
“Kau sudah
mencintainya, saudaraku!”. Tuan Putri Nandara memotongnya tanpa memberi
Pangeran Bheeshma untuk meluruskan yang akan dijelaskannya.
“Sangat tidak
wajar bila aku sudah mencintai Pangeran Karanu!”. Pangeran Bheeshma menolak
kecil karna terkejut pada perkataan dari Tuan Putri Nandara.
“(Tuan Putri
Nanda menepuk keningnya pelan) Astaga, kakak! Maksud dari Putri Nandara kepada
Tuan Putri, bukan kepada Pangeran Karanu! Sudah cukup untuk bermain-mainnya,
kakak! Sekarang kau sudah tidak bisa mengelak lagi!”. Katanya menegaskan.
Pangeran Bheeshma menatap sedikit malu kepada mereka bertiga karna udah salah
menanggapi.
“Dan sekarang
kau putarkan badanmu kebelakang! Karna orang yang kau bicarakan tadi sudah lama
berada disisi belakang dirimu!”. Tuan Putri Nandara memerintahkannya sambil memberitahukan,
sedikit tertawa kecil.
Kedua
saudaranya yang juga baru saja mengetahui menjadi ikut tertawa kecil melihat ke
Tuan Putri Nandara. Sedangkan Pangeran Bheeshma menjadi sedikit bingung dan
dengan jantungnya mulai berdegug kencang saat melihat ketiga saudaranya tertawa
kecil bersama. Dan ketika Pangeran Bheeshma akan berbalik memutarkan badannya
kebelakang, Tuan Putri Nandara memberi isyarat kepada Tuan Putri Purindah untuk
melangkah maju berjalan kedapan untuk lebih mendekatinya.
Tuan Putri
Purindah yang mengerti pun langsung melakukannya dengan berjalan kecil menuju
ke Pangeran Bheeshma dengan menggemerincingkan sedikit gelang dikakinya.
Kemudian Pangeran Bheeshma menjadi terdiam sesaat melihatnya usainya
membalikkan tubuhnya kebelakang dengan sempurna. Sementara Tuan Putri Purindah
semakin percaya diri berjalan kecil menujunya yang juga melihat kepada dirinya.
BHARATAYUDHAserisatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar