Minggu, 15 Februari 2015

BHARATAYUDHAserisatu Part-32



                Kini Pangeran Bheeshma akan kembali menyuapi makanan laddo yang kedua. Namun ketika akan menyuapinya kembali, tiba-tiba saja Tuan Putri Purindah memuntahkan kembali makanan laddo yang tadi sudah ditelannya dengan menjatuhkan dirinya seperti bersimpuh dihadapan Pangeran Bheeshma. Sedikit terkejut yang dirasakan Pangeran Bheeshma dan juga ikut menjatuhkan dirinya bersimpuh melihat kewajah Tuan Putri Purindah.
“Oh tidak! Aku tidak bisa menahannya sehingga aku memuntahkan makanan laddo pemberian dari tanganmu, Pangeran!”. Keluhan Tuan Putri Purindah sedikit ketakutan sambil melihat butiran dari muntahannya, menangis kecil.
“Tidak, Putri! Aku yang telah memaksamu tadi! Cukup satu buah laddo saja yang membuatmu seperti ini!”. Kemudian Pangeran Bheeshma memegang wajah dari Tuan Putri Purindah sebelah kiri dengan tangan kanannya sedikit cemas.
“Sebenarnya aku alergi sama makanan manis, terutama pada makanan laddo itu! Maafkan aku, Pangeran….?”, Tuan Putri Purindah mencoba berkata jujur memberanikan diri dengan menatap ke Pangeran Bheeshma. Pangeran Bheeshma langsung memotongnya.
“Sudahlah hentikan air matamu! Karna dari setiap tetesan airmata yang kau tumpahkan, itu merupakan sebuah kesakitan untukku disini!”. Katanya menggetarkan Tuan Putri Purindah sedikit menggambarkan isi dari hatinya.
“Tapi bagaimana dengan makanan laddonya?”. Tanya Tuan Putri Purindah mengkhawatirkan melihat ke makanan laddo yang masih dipegang Pangeran Bheeshma.
“Aku sendiri yang akan memakannya! Kau tenanglah tidak usah tuk memusingkannya!”. Katanya menenangkan, lalu mengusap airmata diwajah Tuan putri Purindah.
Usainya mengusap airmata diwajahnya, Pangeran Bheeshma pun mencoba memakan makanan laddonya disertai senyum keceriaaan masih melihat ke Tuan Putri Purindah. Sedangkan Tuan Putri Purindah yang juga melihatnya masih segan untuk tersenyum ikut bersamanya. “Pengorbanan apakah lagi yang kau lakukan untukku, Pangeran?”, katanya diidalam hati sesaat masih melihat Pangeran Bheeshma memakan makanan laddonya.
Kemudian Pangeran Bheeshma menutup rapat kembali kotak makanannya setelahnya menghabiskan makanan laddonya. “Entah sudah berapa laddo yang sudah masuk keidalam perutku! Tapi masih beruntungnya diriku tidak sampai mengalami sakit perut!”, katanya kembali sedikit bercanda kepada Tuan Putri Purindah, menatapnya kembali. Tuan PUtri Purindah mulai bisa sedikit tersenyum lalu mengusap butiran dari makanan laddo yang masih ada disekitar bibir dari Pangeran Bheeshma.
Pangeran Bheeshma pun dibuatnya menjadi terdiam sesaat terpaku melihat sikap lembutnya. Lalu mengalihkannya dengan melihat ke bulan purnama diatasnya. Tuan Putri Purindah yang telah mengetahuinya pun ikut bersamanya melihat ke bulan purnama diatasnya. Dan mereka kini bersama-sama melihat ke bulan purnama menikmati malam bulan purnama yang semakin sunyi namun tetap berhiaskan kebahagiaan untuk diri mereka berdua secara individu.

BHARATAYUDHAserisatu

                Esok paginya, Tuan Putri Purindah sedang berjalan kecil disekitar halaman diIstananya. Kemudian ditemuinya sosok Pangeran Karanu dikejauhan sedang berjalan kencang memakai wajah yang ceria tertuju kepadanya segera akan mendekatinya dikejauhan dari arah kanannya. Bersamaan dengan itu, Tuan Putri Purindah pun menghentikan langkahnya sejenak demi menunggu Pangeran Karanu tiba akan  ada bersamanya yang masih seorang diri.
Setibanya Pangeran Karanu dengan berada disampingnya bersamanya, Tuan Putri Purindah memberikan senyuman kepadanya mengajaknya untuk berjalan kecil sambil berbincang-bincang dengan melihat-lihat pemandangan yang ada didepannya. Merekapun memulai perbincangannya dengan Pangeran karanu yang mengutarakan apa yang dirasakannya saat masih mengikuti persidangan tahap kedua dihari kemarin.
 “Aku tidak menyangka, jika aku begitu sopan dalam menghadapi Yang Mulia Raja! Sementara pada sebelumnya aku sama sekali tidak pernah bertemu dengannya, menghadapinya pun baru sekali tepatnya dihari kemarin!”. Pangeran karanu mencoba mengutarakan apa yang dirasakannya melihat ke Tuan Putri Purindah disampingnya yang masih lurus kedepan pandangannya.
“Yang Mulia Raja merupakan seorang Raja yang tegas! Dia juga teramat disegani oleh semua rakyatnya! Karna dua hal itulah yang membuat aku tidak merasa terkejut keetika kau mengutarakan apa yang kau rasakan, saat kau menghadapi Ayahku, itu!”. Sambungnya ramah melihat Pangeran Karanu disampingnya.
“Aku bisa dibilang cukup beruntung! Karna seorang anak dari Yang Mulia Raja sangat berbeda keperibadiannya dengan Ayahnya! Dan sekarang dia sedang berjalan bersamaku, disampingku!”. Katanya memanja sedikit merayunya.
Tuan Putri Purindah memberi senyuman kepadanya setelah mendengar katanya, lalu mengalihkan pandangannya kembali lkedepan melihat-lihat pemandangan yang ada. Begitupula dengan Pangeran Karanu sedikit berdiam masih berjalan kecil bersamanya. “Kata pujianmu begitu membuatku terhibur, Pangeran!”, sambung kembali Tuan Putri Purindah masih melihat lurus kedepan. Sedangkan Pangeran Karanu melihat kepadanya kembali menyambung perkataannya disertai senyuman penuh.
“Aku hanya mencoba menggambarkan dirimu yang sebenarnya. Tuan Putri Purindah yang baik hati!”, katanya sekali lagi memuji berkata manja merayunya. Tuan Putri Purindah semakin tak berdaya dibuatnya, ia hampir tak henti-hentinya tersenyum karna perkataannya yang begitu sangat romantis. Dan mereka berdua sesekali berpandangan malu sedikit bingung harus melakukan apalagi selama mereka berdua masih bersama berjalan kecil.
Kemudian dengan tiba-tiba Tuan Putri Purindah menjadi terhenti dari berjalan kecilnya bersama Pangeran Karanu. Karna dilihatnya sosok ketiga saudara dari Pangeran Bheeshma sedang bersujud menyentuh kaki dari Pangeran Bheeshma dikejauhan diarah depan kanannya secara bersamaan. Lalu teringat kembali olehnya pada peristiwa malam tadi saat dirinya terdapat seperti bersujud akan menyentuh kaki dari Pangeran Bheeshma. Namun Pangeran Bheeshma lebih dulu menghentikan dirinya.
Setelah teringat pada malam tadi sesaat, ia kembali melihat ketiga saudara dari Pangeran Bheeshma memberi salam meminta maaf kepada Pangeran Bheeshma dengan bersamaan. Lalu teringat kembali saat dirinya memberi salam penghormatan kepada Pangeran Bheesma disaat keluarga darinya akan pulang kembali keIstana Gapura diruang persidangan Istana Wigura. Pangeran Karanu yang masih berada disampingnya juga ikut terhenti sejenak hanya berdiam memakluminya, sudah mengetahui.
“Tatapan itu, bukanlah sebuah tatapan yang biasa! Dan itu hanya tertuju kepada temanku, Pangeran Bheeshma!”, Pangeran karanu berbisik keluh dihatinya masih melihat ke Tuan Putri Purindah setelahnya mengetahui. Sedangkan Tuan Putri Purindah baru saja menundukkan kepalanya dari penglihatannya kepada Pangeran Bheeshma sedikit resah masih mengacuhkan Pangeran Karanu disampingnya.

BHARATAYUDHAserisatu

Setelah beberapa saat berdiam bersama, Tuan Putri Purindah bersama Pangeran Karanu kini menjadi terkejut dengan berbalik arah kebelang secara bersamaan. Karna baru saja mereka berdua mendengar jika Raja Wiranata telah kembali keIstana Wigura dan begitu terlihat sudah memasuki halaman depan istananya. Mengetahui itu, Tuan Putri Purindah langsung berlari kencang menuju Raja Wiranata meninggalkan Pangeran Karanu yang masih bersamanya tadi.
Sementara Pangeran Bheeshma bersama ketiga saudaranya dihalaman Istana disana mulai bersama-sama memberikan salam penyambutan selamat datang kepada Raja Wiranata penuh kebahagiaan diarah kanan dari Raja Wiranata. Tanpa diketahui oleh mereka berempat, Pangeran Karanu juga memberi salam penyambutan selamat datang kepada Raja Wiranata dibelakang mereka berempat tepatnya disebelah Tuan Putri Nandara.
“Salam Tri Putri!”, sapanya mengejutkan dengan berjalan kedepan melihat mereka berempat. Ketiga saudara dari Pangeran bheeshma pun melihat kearah kanannya masih memberi salam kepada Raja Wiranata dengan serentak berkata, “Salam Pangeran Karanu!”. Kemudian disusul dengan Pangeran Bheeshma yang langsung bertanya kepada Pangeran Karanu. “Tri Putri….?”, kata pertanyaannya yang pertama keluar sedikit bingung melihat ke Pangeran Karanu yang mulai tertawa kecil melihatnya.
“Tri Putri, adalah panggilan khusus untuk ketiga saudaramu ini! Sangat tidak mungkin aku memanggil mereka satu-persatu disaat mereka sedang bersama seperti yang kulihat sekarang ini! Sungguh menjadi panggilan yang sangat panjang bukan?”. Pangeran Karanu menjelaskan dengan melihat-lihat ketiga saudara dari Pangeran Bheeshma.
“kakak, Pangeran Karanu telah menganggap kami sebagai saudaranya juga!”. Tuan Putri Nanda menyambungnya dengan melihat ke Pangeran Bheeshma, disusul kedua saudaranya yang juga melihat kepadanya.
“Kau jangan takut, Pangeran! Kami tidak akan meninggalkanmu meskipun kami telah mempunyai saudara yang baru, yaitu Pangeran Karanu!”. Tuan Putri Nandara mengatakan ikrarnya.
“Saudaraku ini tidak akan merasakan kehilangan kepada kita bertiga! Karna sudah ada Tuan Putri yang begitu membuatnya merasa takut akan kehilangan!”. Tuan Putri Nadira menyambungnya sedikit mengejek lalu menertawainya, disusul dengan kedua saudaranya juga ikut menertawainya.
Pangeran Bheeshma memilih untuk berdiam melihat ketiga saudaranya yang sudah memperlakukan dirinya seperti itu. Kemudian melihat ke Pangeran Karanu dan akanmencoba berkata sedikit mengalihkan. “Pangeran karanu, sudah tibanya kita menghadiri persidangan tahap kedua lanjutan hari kemarin!”, katanya mengalihkan dengan mengajak sedikit kepalsuan. Pangeran Karanu pun mengangguk pelan kepadanya lalu pergi bersamanya menuju ruang persidsangan.
Mereka berdua meninggalkan Tri Putri tersebut dengan masih membiarkannya tertawa mengejek.

BHARATAYUDHAserisatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar