Kini Pangeran Bheeshma akan kembali menyuapi makanan
laddo yang kedua. Namun ketika akan menyuapinya kembali, tiba-tiba saja Tuan
Putri Purindah memuntahkan kembali makanan laddo yang tadi sudah ditelannya
dengan menjatuhkan dirinya seperti bersimpuh dihadapan Pangeran Bheeshma. Sedikit
terkejut yang dirasakan Pangeran Bheeshma dan juga ikut menjatuhkan dirinya
bersimpuh melihat kewajah Tuan Putri Purindah.
“Oh tidak!
Aku tidak bisa menahannya sehingga aku memuntahkan makanan laddo pemberian dari
tanganmu, Pangeran!”. Keluhan Tuan Putri Purindah sedikit ketakutan sambil
melihat butiran dari muntahannya, menangis kecil.
“Tidak,
Putri! Aku yang telah memaksamu tadi! Cukup satu buah laddo saja yang membuatmu
seperti ini!”. Kemudian Pangeran Bheeshma memegang wajah dari Tuan Putri
Purindah sebelah kiri dengan tangan kanannya sedikit cemas.
“Sebenarnya
aku alergi sama makanan manis, terutama pada makanan laddo itu! Maafkan aku,
Pangeran….?”, Tuan Putri Purindah mencoba berkata jujur memberanikan diri dengan
menatap ke Pangeran Bheeshma. Pangeran Bheeshma langsung memotongnya.
“Sudahlah
hentikan air matamu! Karna dari setiap tetesan airmata yang kau tumpahkan, itu
merupakan sebuah kesakitan untukku disini!”. Katanya menggetarkan Tuan Putri
Purindah sedikit menggambarkan isi dari hatinya.
“Tapi
bagaimana dengan makanan laddonya?”. Tanya Tuan Putri Purindah mengkhawatirkan
melihat ke makanan laddo yang masih dipegang Pangeran Bheeshma.
“Aku sendiri
yang akan memakannya! Kau tenanglah tidak usah tuk memusingkannya!”. Katanya
menenangkan, lalu mengusap airmata diwajah Tuan putri Purindah.
Usainya
mengusap airmata diwajahnya, Pangeran Bheeshma pun mencoba memakan makanan
laddonya disertai senyum keceriaaan masih melihat ke Tuan Putri Purindah.
Sedangkan Tuan Putri Purindah yang juga melihatnya masih segan untuk tersenyum
ikut bersamanya. “Pengorbanan apakah lagi yang kau lakukan untukku, Pangeran?”,
katanya diidalam hati sesaat masih melihat Pangeran Bheeshma memakan makanan
laddonya.
Kemudian
Pangeran Bheeshma menutup rapat kembali kotak makanannya setelahnya
menghabiskan makanan laddonya. “Entah sudah berapa laddo yang sudah masuk keidalam
perutku! Tapi masih beruntungnya diriku tidak sampai mengalami sakit perut!”,
katanya kembali sedikit bercanda kepada Tuan Putri Purindah, menatapnya
kembali. Tuan PUtri Purindah mulai bisa sedikit tersenyum lalu mengusap butiran
dari makanan laddo yang masih ada disekitar bibir dari Pangeran Bheeshma.
Pangeran Bheeshma
pun dibuatnya menjadi terdiam sesaat terpaku melihat sikap lembutnya. Lalu
mengalihkannya dengan melihat ke bulan purnama diatasnya. Tuan Putri Purindah
yang telah mengetahuinya pun ikut bersamanya melihat ke bulan purnama
diatasnya. Dan mereka kini bersama-sama melihat ke bulan purnama menikmati
malam bulan purnama yang semakin sunyi namun tetap berhiaskan kebahagiaan untuk
diri mereka berdua secara individu.
BHARATAYUDHAserisatu
Esok paginya, Tuan Putri Purindah sedang berjalan
kecil disekitar halaman diIstananya. Kemudian ditemuinya sosok Pangeran Karanu dikejauhan
sedang berjalan kencang memakai wajah yang ceria tertuju kepadanya segera akan
mendekatinya dikejauhan dari arah kanannya. Bersamaan dengan itu, Tuan Putri
Purindah pun menghentikan langkahnya sejenak demi menunggu Pangeran Karanu tiba
akan ada bersamanya yang masih seorang
diri.
Setibanya
Pangeran Karanu dengan berada disampingnya bersamanya, Tuan Putri Purindah
memberikan senyuman kepadanya mengajaknya untuk berjalan kecil sambil
berbincang-bincang dengan melihat-lihat pemandangan yang ada didepannya.
Merekapun memulai perbincangannya dengan Pangeran karanu yang mengutarakan apa
yang dirasakannya saat masih mengikuti persidangan tahap kedua dihari kemarin.
“Aku tidak menyangka, jika aku begitu sopan
dalam menghadapi Yang Mulia Raja! Sementara pada sebelumnya aku sama sekali
tidak pernah bertemu dengannya, menghadapinya pun baru sekali tepatnya dihari
kemarin!”. Pangeran karanu mencoba mengutarakan apa yang dirasakannya melihat
ke Tuan Putri Purindah disampingnya yang masih lurus kedepan pandangannya.
“Yang Mulia
Raja merupakan seorang Raja yang tegas! Dia juga teramat disegani oleh semua
rakyatnya! Karna dua hal itulah yang membuat aku tidak merasa terkejut keetika
kau mengutarakan apa yang kau rasakan, saat kau menghadapi Ayahku, itu!”.
Sambungnya ramah melihat Pangeran Karanu disampingnya.
“Aku bisa
dibilang cukup beruntung! Karna seorang anak dari Yang Mulia Raja sangat
berbeda keperibadiannya dengan Ayahnya! Dan sekarang dia sedang berjalan
bersamaku, disampingku!”. Katanya memanja sedikit merayunya.
Tuan Putri
Purindah memberi senyuman kepadanya setelah mendengar katanya, lalu mengalihkan
pandangannya kembali lkedepan melihat-lihat pemandangan yang ada. Begitupula
dengan Pangeran Karanu sedikit berdiam masih berjalan kecil bersamanya. “Kata
pujianmu begitu membuatku terhibur, Pangeran!”, sambung kembali Tuan Putri
Purindah masih melihat lurus kedepan. Sedangkan Pangeran Karanu melihat kepadanya
kembali menyambung perkataannya disertai senyuman penuh.
“Aku hanya
mencoba menggambarkan dirimu yang sebenarnya. Tuan Putri Purindah yang baik
hati!”, katanya sekali lagi memuji berkata manja merayunya. Tuan Putri Purindah
semakin tak berdaya dibuatnya, ia hampir tak henti-hentinya tersenyum karna
perkataannya yang begitu sangat romantis. Dan mereka berdua sesekali
berpandangan malu sedikit bingung harus melakukan apalagi selama mereka berdua masih
bersama berjalan kecil.
Kemudian
dengan tiba-tiba Tuan Putri Purindah menjadi terhenti dari berjalan kecilnya
bersama Pangeran Karanu. Karna dilihatnya sosok ketiga saudara dari Pangeran
Bheeshma sedang bersujud menyentuh kaki dari Pangeran Bheeshma dikejauhan
diarah depan kanannya secara bersamaan. Lalu teringat kembali olehnya pada
peristiwa malam tadi saat dirinya terdapat seperti bersujud akan menyentuh kaki
dari Pangeran Bheeshma. Namun Pangeran Bheeshma lebih dulu menghentikan
dirinya.
Setelah teringat
pada malam tadi sesaat, ia kembali melihat ketiga saudara dari Pangeran
Bheeshma memberi salam meminta maaf kepada Pangeran Bheeshma dengan bersamaan. Lalu
teringat kembali saat dirinya memberi salam penghormatan kepada Pangeran
Bheesma disaat keluarga darinya akan pulang kembali keIstana Gapura diruang
persidangan Istana Wigura. Pangeran Karanu yang masih berada disampingnya juga
ikut terhenti sejenak hanya berdiam memakluminya, sudah mengetahui.
“Tatapan itu,
bukanlah sebuah tatapan yang biasa! Dan itu hanya tertuju kepada temanku, Pangeran
Bheeshma!”, Pangeran karanu berbisik keluh dihatinya masih melihat ke Tuan
Putri Purindah setelahnya mengetahui. Sedangkan Tuan Putri Purindah baru saja
menundukkan kepalanya dari penglihatannya kepada Pangeran Bheeshma sedikit
resah masih mengacuhkan Pangeran Karanu disampingnya.
BHARATAYUDHAserisatu
Setelah
beberapa saat berdiam bersama, Tuan Putri Purindah bersama Pangeran Karanu kini
menjadi terkejut dengan berbalik arah kebelang secara bersamaan. Karna baru
saja mereka berdua mendengar jika Raja Wiranata telah kembali keIstana Wigura
dan begitu terlihat sudah memasuki halaman depan istananya. Mengetahui itu,
Tuan Putri Purindah langsung berlari kencang menuju Raja Wiranata meninggalkan
Pangeran Karanu yang masih bersamanya tadi.
Sementara Pangeran
Bheeshma bersama ketiga saudaranya dihalaman Istana disana mulai bersama-sama
memberikan salam penyambutan selamat datang kepada Raja Wiranata penuh
kebahagiaan diarah kanan dari Raja Wiranata. Tanpa diketahui oleh mereka
berempat, Pangeran Karanu juga memberi salam penyambutan selamat datang kepada
Raja Wiranata dibelakang mereka berempat tepatnya disebelah Tuan Putri Nandara.
“Salam Tri
Putri!”, sapanya mengejutkan dengan berjalan kedepan melihat mereka berempat. Ketiga
saudara dari Pangeran bheeshma pun melihat kearah kanannya masih memberi salam
kepada Raja Wiranata dengan serentak berkata, “Salam Pangeran Karanu!”.
Kemudian disusul dengan Pangeran Bheeshma yang langsung bertanya kepada
Pangeran Karanu. “Tri Putri….?”, kata pertanyaannya yang pertama keluar sedikit
bingung melihat ke Pangeran Karanu yang mulai tertawa kecil melihatnya.
“Tri Putri,
adalah panggilan khusus untuk ketiga saudaramu ini! Sangat tidak mungkin aku
memanggil mereka satu-persatu disaat mereka sedang bersama seperti yang kulihat
sekarang ini! Sungguh menjadi panggilan yang sangat panjang bukan?”. Pangeran
Karanu menjelaskan dengan melihat-lihat ketiga saudara dari Pangeran Bheeshma.
“kakak,
Pangeran Karanu telah menganggap kami sebagai saudaranya juga!”. Tuan Putri
Nanda menyambungnya dengan melihat ke Pangeran Bheeshma, disusul kedua
saudaranya yang juga melihat kepadanya.
“Kau jangan
takut, Pangeran! Kami tidak akan meninggalkanmu meskipun kami telah mempunyai
saudara yang baru, yaitu Pangeran Karanu!”. Tuan Putri Nandara mengatakan
ikrarnya.
“Saudaraku
ini tidak akan merasakan kehilangan kepada kita bertiga! Karna sudah ada Tuan
Putri yang begitu membuatnya merasa takut akan kehilangan!”. Tuan Putri Nadira
menyambungnya sedikit mengejek lalu menertawainya, disusul dengan kedua
saudaranya juga ikut menertawainya.
Pangeran
Bheeshma memilih untuk berdiam melihat ketiga saudaranya yang sudah
memperlakukan dirinya seperti itu. Kemudian melihat ke Pangeran Karanu dan akanmencoba
berkata sedikit mengalihkan. “Pangeran karanu, sudah tibanya kita menghadiri
persidangan tahap kedua lanjutan hari kemarin!”, katanya mengalihkan dengan
mengajak sedikit kepalsuan. Pangeran Karanu pun mengangguk pelan kepadanya lalu
pergi bersamanya menuju ruang persidsangan.
Mereka berdua
meninggalkan Tri Putri tersebut dengan masih membiarkannya tertawa mengejek.
BHARATAYUDHAserisatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar